Bagi CLS, menang akan menjaga peluang mereka untuk memperbaiki peringkat dari urutan kelima saat ini. Sebaliknya, jika kalah, selain terpaku di urutan kelima, CLS rawan tergusur dari peringkat kelima. Kondisi itu tidak lepas dari kekalahan CLS saat bertemu Dell Aspac Jakarta kemarin (17/3). Tidak tanggung-tanggung, Aspac menggelontor CLS 74-52. Kekalahan tersebut membuat CLS kalah tiga kali di antara lima laga seri kelima yang telah mereka jalani.
Kondisi PJ tidak kalah tertekan. Pasalnya, mereka kalah 59-61 oleh Muba Hangtuah Indonesia Muda Sumsel Kamis lalu (15/3). Itu membuat PJ mengalami tujuh kekalahan. Hanya terpaut dua kekalahan dari CLS yang satu setrip di bawah mereka. Karena rekor pertemuan kedua tim imbang 1-1, pertandingan siang ini akan menentukan siapa di antara PJ dan CLS yang akan unggul head to head. Itu sangat berharga untuk menentukan peringkat pada akhir musim nanti jika poin mereka sama.
"Setelah dikalahkan Muba, posisi kami memang sulit. Paling bagus mungkin kami ada di peringkat keempat. Jika terpeleset lagi, kami bisa-bisa ada di peringkat keenam," kata Rastafari Horongbala, pelatih PJ.
Melawan CLS hari ini, PJ tidak akan diperkuat shooting guard andalannya, Dimas Aryo Dewanto. Lutut mantan pemain Bimasakti Nikko Steel Malang itu belum sepenuhnya pulih. "Saya sudah bertanya kepada dia (Dimas, Red), tentang kondisi lututnya. Memang belum sepenuhnya pulih. Daripada makin parah, lebih baik dia istirahat dulu," papar Rastafari.
Seperti PJ, kondisi CLS tidak sepenuhnya fit. Forward andalan mereka, Dwi Haryoko, tidak bisa dimainkan karena cedera lutut.
Namun, masalah CLS sejatinya bukan hanya cedera, melainkan mental bertanding. Kemarin misalnya, sejatinya mereka beberapa kali terpaut tiga poin saja dari Aspac. Namun, kesalahan sendiri dan kekecewaan terhadap kepemimpinan wasit membuat permainan mereka rusak. Aspac dengan mudah menjauh dan merebut kemenangan telak.
"Momen kebangkitan anak-anak dicuri wasit," keluh pelatih CLS Risdianto Roeslan. Tidak hanya Risdianto yang mengeluhkan keputusan wasit, beberapa kali pelatih Aspac Tjetjep Firmansyah juga mencak-mencak dengan sebab yang sama.
Untuk pertandingan hari ini, Risdianto berharap agar timnya tidak down. "Yang penting, tidak sampai kehilangan karakter ngotot saat melawan tim kuat seperti Pelita Jaya," ujar Risdianto. Melawan PJ yang punya big man tangguh seperti Ponsianus Nyoman Indrawan dan Fidyan Dini, Risdianto berharap agar akurasi tembakan anak asuhnya membaik. "Soal stamina, saya yakin anak-anak tetap kuat meski bertanding dalam dua hari beruntun," tegasnya. (dra/ovi/c8/ang)
Story Provided by Jawa Pos





